Semua Karena Cinta

Aku hanya bisa tercengang hingga degupan jantung di dadaku terasa lebih kencang. Kulihat Willy semakin menjadi-jadi. Dibentur-benturkan kepalanya ke tembok, kemudian ke lantai kelas hingga terdengar dengan keras. Aku merasa Willy sudah gila, benar-benar gila.

“Mita...! Mita! Tolong gue!” Nuri memanggil namanya dengan suara gemetar. Dan berkali-kali ia masih memanggil Mita. Aku yang mendengar ikut keheranan mendengar Nuri berteriak dengan kerasnya.
Aku dan Mita segera mencari dari arah datangnya suara Nuri yang terdengar ketakutan dan terpojok. Sontak saja kami segera mendatanginya, yang dari tadi berteriak.
“Ada apa, Nur?” tanya Mita, teman sebangkuku, sambil terlihat keheranan. Aku pun demikian, seperti dirinya. Wajah Nuri terlihat sangat pucat, tubuhnya seperti didera kedinginan yang sangat. Yang kami lakukan hanya menatapnya, aneh.
Di sampingnya, Willy hanya diam, kaku tanpa berkata apa-apa. Aku dan Mita tentu saja heran dengan kelakuan mereka berdua. Mata Nuri terlihat berkaca-kaca, dan kami hanya dapat menyimpulkan sesuatu.
Mita memegang tangan Nuri secara perlahan, tetapi air matanya tetap saja keluar dengan derasnya. Entah apa yang dilakukan Willy terhadapnya, yang jelas kami mengajak Nuri ke kelas.

“Nuri, ayuk! Jangan di situ!” pintanya pada Nuri. Dan akhirnya kami menuju ke kelas.
“Lo kenapa sih Nur? Gue engga ngerti?” tanya Mita pada Nuri, dan Nuri hanya diam seribu bahasa. Yang kami tahu, Nuri dan Willy adalah sepasang kekasih, dan mereka baru saja meresmikannya.
Mita, sebagai mantan anggota Paskibra di sekolah, dengan berani bertanya pada Willy, karena Nuri hanya terdiam kaku. Aku hanya bisa menonton kejadian tersebut.
“Wil, elo apain dia hah? Lo mau bertindak kasar ya?” tanya Mita dengan suara meninggi setelah melihat ketakutan yang dialami Nuri. Willy hanya senyam-senyum tak karuan. Mita mulai marah.
“Gue engga ngapa-ngapain dia kok? Kenapa lo nanya kayak gitu hah? Siapa lo?” kata Willy dengan suara yang lebih tinggi. Aku tidak dapat melakukan sesuatu, karena aku memang tidak bisa.
Mita menatap Willy dengan tajam dan tak henti. Willy dengan santainya duduk di bangku guru karena hari itu semua murid sudah pulang. Aku dan Mita sengaja tidak pulang, karena ada bimbingan belajar di luar sekolah.
Willy hanya memainkan kunci motornya, memutar-mutarnya dan melemparnya naik-turun. Mita semakin kesal saja dengan tingkah laku Willy yang tak karuan itu. Nuri tertunduk sambil menatap Willy, iba.
Tingkah Willy semakin menjadi-jadi. Pembicaraannya kini semakin tidak terkendali. Tatapannya menjadi lebih tajam kepada kami, sangat tajam. Aku pun ikut-ikutan kesal terhadapnya.
“Willy, lo kenapa sih, Wil? Lo engga kenapa-napa, kan? Gue takut Wil!” katanya pada Willy sembari memegang tangannya dengan lemas, menangis sejadi-jadinya. Aku dan Mita semakin tidak mengerti apa yang dilakukan Nuri padanya. Memang ada apa dengan Willy?
“Eh, Wil, istighfar lo. Lo tuh kenapa sih! Istighfar!” pinta Mita padanya. Willy melirik Mita dengan tatapan aneh.

“Apa? Istighfar? Apaan tuh, gue engga ngerti maksud lo, orang gue engga kenapa-napa!” suaranya seperti orang yang baru saja minum minuman keras atau bahkan obat-obatan terlarang.
“Astagfirullah, Wil! Astagfirullah!” kata Nuri padanya dan tak henti-hentinya menangis.
“Elo make ya, Wil, ayo ngaku?” tanya Mita menginterogasi Willy, karena ia yakin Willy sedang kecanduan narkoba. Kunci motornya kini semakin dimainkan oleh kedua tangannya.
“Apaan sih lo, gue masih mau maen juga. Ini lagi yang punya badan engga bisa ngurus.” Aku tersentak kaget mendengar perkataannya. Apa maksud Willy dengan perkataannya itu.
“Lo tau gak orang yang paling dibenci Willy yang juga gue benci? Tapi sekarang, Willy udah mulai suka sama dia? Tau gak lo? Papa! Waktu gue lagi main, gue digampar sama dia!” Ia tiba-tiba saja berkata seperti itu, kami semakin tidak mengerti. Jangan-jangan…
“Eh, lo kenapa, Wil?” tanya Mita dengan suara lantang dan berani seperti kebiasaannya. Willy menatapnya tajam, tajam sekali. Seperti hendak melakukan sesuatu terhadapnya.
“Eh, lo pergi enggak? Gue sebel ngeliat mata lo! Kalo lo gak pergi, gue bisa bikin lo pergi, tahu!” ungkapnya misterius. Tidak biasanya Willy berkata kasar seperti itu, Willy yang kukukenal sebagai teman yang cukup baik kini berubah misterius dan membuat Mita berkaca-kaca karena perkataannya tadi.
Nuri kemudian membisikkan sesuatu padaku dengan suara yang lebih parau. “Li, dia bukan Willy, dia bukan Willy!” bisiknya padaku. Aku tersentak kaget. Willy bukan Willy? Apa benar seorang pria yang ada di hadapanku bukan dirinya yang asli.
“Eh, Wil! Sadar! Lo kenal gue, kan?” tanya Nuri padanya sambil mengusap air mata yang berjatuhan. Willy hanya diam dan menatapnya lama, lama sekali.

“Lo, elo siapa? Gue enggak kenal lo! Tapi yang jelas elo orang yang paling penting buat Willy!” ungkapnya seperti orang tak sadar.
Beruntung kali itu ada guru olahraga yang belum pulang, sehingga kami meminta tolong kepadanya dengan cepat. Kami takut, Willy sedang kecanduan atau akan segera overdosis. Kami memanggil Pak Adi dengan segera, dan langsung menjelaskan semuanya.
Namun, tiba-tiba saja Willy mengamuk tak karuan. Bola matanya seperti hendak keluar dari tempatnya, kata-kata tidak jelas pun berhamburan dari mulutnya. Aku hanya bisa tercengang hingga degupan jantung di dadaku terasa lebih kencang. Kulihat Willy semakin menjadi-jadi. Dibentur-benturkan kepalanya ke tembok, kemudian ke lantai kelas hingga terdengar dengan keras. Aku merasa Willy sudah gila, benar-benar gila.
Aku dan Mita yang hari itu seharusnya sudah mengikuti bimbel di luar sekolah, mengurungkan niat untuk menyegerakan ke sana, karena kami tidak tega melihatnya seperti itu. Belum lagi Nuri yang terlihat sangat terpukul atas apa yang terjadi pada Willy. Nuri hanya bisa menangis dan menangis saja.
Ternyata baru kuketahui bahwa Willy kesurupan, bahkan menurutku sangat parah. Selama satu jam Willy tidak apat dikendalikan. Kami hanya bisa membacakan doa ataupun ayat-ayat Al-Quran semampu kami. Itu pun tidak dapat mengembalikan Willy kepada keadaan semula. Pak Adi hanya bisa memegang Willy agar tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri, dibantu Adnan, temanku, yang kali itu akan berangkat bimbel, sama sepertiku.
Mulut Adnan komat-kamit tak karuan membaca doa-doa yang ia bisa, dan Pak Adi pun seperti dirinya. Namun, itu tidak dapat meredakan kesurupan yang sering diderita Willy.

“Willy sering kesurupan, dia juga pernah mau bunuh diri pake samurai yang dia punya. Terus waktu pramuka, dia juga kena lagi. Dia bukan Willy, Mit! Dia bukan Willy. Tolong selametin dia!” Nuri tidak henti-hentinya menangis, lututnya tidak kuat lagi menahan beban tubuhnya sehingga Nuri ambruk seketika.
Aku dan Mita hanya bisa mengangguk mengiyakan dan aku meminta Nuri agar tidak terlalu khawatir hingga membuatnya seperti itu, menangis saja. Syukurlah akhirnya aku melihat Willy kini lebih tenang dan tidak lagi mengamuk seperti tadi. Perlahan-lahan Willy mereda hingga akhirnya ia jatuh pingsan.
Aku dan Mita menyangka Willy sedang overdosis atau sakit, ternyata Willy kesurupan. Aku menarik napas panjang setelah melihat Willy baik-baik saja. Kulihat ia sadar dan terbangun dari pingsannya itu. Matanya meyiratkan bahwa ia sangat lelah setelah kejadian tadi.
Willy merasa badannya sangat dingin dan kepalanya benar-benar pusing. Dahinya terlihat lebam dan ia terus-menerus berkeringat walaupun badannya terasa sangat beku. Ia melihat ke sekeliling untuk mencari tahu apa yang telah terjadi pada dirinya.
Wajahnya menunjukkan keheranan yang amat sangat, ia melihat banyak orang berkumpul melihatnya dengan iba. Segelas teh hangat disodorkan oleh Adnan kali itu, karena aku dan Mita sibuk mengurusi Nuri yang terlihat shock berat. Willy meneguknya perlahan dan menaruhnya di atas meja.
“Gue, gue kenapa?” tanyanya aneh, tapi kami tidak membuatnya mengetahui apa yang telah terjadi.
“Elo, elo enggak kenapa-napa kok!” jawab Adnan berbohong padanya. Ia ingin Willy tak lagi bertanya.

Kami pun pura-pura sibuk mengurusi hal-hal yang sedari tadi kami telantarkan, dan anehnya Mita tidak seperti biasanya. Ia hanya terdiam, kaku di sudut ruangan kelas. Aku ingin menyapanya, tapi sengaja kubiarkan ia menghabiskan lamunannya itu.
Nuri akhirnya tidak lagi menangis, ia sangat senang Willy kembali seperti biasa dan menjalani hari-harinya lagi. Tidak ada ketakutan pada diri Nuri jika Willy akan kembali kesurupan. Yang ia tahu, ia sangat menyayangi Willy dan ia tidak ingin Willy menderita lagi.
Semenjak kedatangan Nuri dalam hidup Willy, banyak sekali perubahan yang terjadi padanya. Ia tidak lagi suka mengganggu orang lain, sampai sikap cueknya terhadap temannya yang lain mulai sirna.
Mita, tidak seperti biasa, hanya terdiam tak berkata apa-apa. Mulutnya terasa terkunci rapat-rapat. Sebenarnya hatinya sangat gundah atas kejadian yang menimpa Willy. Ia merasa ada yang salah pada diri Willy, dan ia mulai merangkai kejanggalan-kejanggalan yang terjadi waktu itu. Ia harus tahu, dan ia akan tahu semuanya.
“Wil, di hadapan Nuri gue pengen nanya sesuatu sama lo!” pintanya tegas. Willy dan Nuri masih belum mengerti apa yang dikatakan Nuri.
“Gue tau, gue tau semua, Wil. Sebenernya elo ga kesurupan, kan? Kenapa sih elo harus ngelakuin itu segala? Gue engga ngerti sama elo!” suara Mita semakin meninggi dan meninggi. Willy hanya bisa mengernyitkan dahinya, tanda tidak mengerti.
“Maksud elo apa, gue engga ngerti!” tanyanya tak karuan.
“Gue ngerasa aneh ngeliat kejadian itu, semua sudah terencana kan, Wil? Tapi ada satu hal yang elo lupain, elo engga bisa ngebohongin Nuri, sekalipun Nuri gak sadar elo bohongin!” ungkapnya penuh selidik.
“Maksud elo apa?”
“Udah deh, Wil, elo gak usah pura-pura lagi! Waktu di belakang gue nemuin elo sama Nuri elo masih ingat dia, elo bahkan yang ngajak Nuri masuk ke kelas. Dan elo tau gak? Cara lo tu payah, Wil! Payah!” suaranya terdengar menantang, seperti ingin menguak semua yang telah terjadi.
“Dan satu hal lagi... waktu elo sadar, elo langsung nanya keadaan Nuri, baik atau engga. Seharusnya elo engga sadar apa yang terjadi sama elo. Iya, kan?”
Willy tidak berkata apa-apa. Ingin sekali rasanya ia pergi dan menghilang dari tempat itu, tapi hanya memberikan penjelasan yang harus ia lakukan.
“Ternyata, elo hebat. Gue kira gak bakal ada yang tahu, ternyata perhitungan gue salah! Maafin gue... maaf, Nuri!” pintanya pada Nuri. Nuri hanya bisa tertunduk lesu mendengar semua itu.
“Kenapa lo lakuin itu, Wil?” tanyanya menyesal.
“Gue, gue cuma mau jadi orang biasa. Gue engga mau orang nganggep gue perfect karena gue punya segalanya. Dan gue merasa engga pernah dicintai oleh orang lain or kalian, karena yang dicintain itu Papa! Bukan gue!” ungkapnya lirih. Willy merasa selama ini ia dicintai karena harta keluarganya yang melimpah, bukan karena dirinya.
Mita dan Nuri hanya tertunduk lesu mendengar ucapan Willy. Willy melakukan hal bodoh untuk mencari perhatian dan cinta kasih dari orang lain dengan cara berpura-pura kesurupan. Willy, Willy, apakah ini semua karena cinta?

(Cilegon, 27 Desember 2005 --
Tuk Nak Cinca Papat, CHAYOO!!).

A Teenage Girl's First Crush



A teenage girl's first crush is . . . well, crushing.
Her body isn't hers, nor is her mind.
She finds herself shivering, shaking, blushing,
Weak, tormented, sick, and going blind.
And why? Because some guy might look her way,

Then cast his eyes as quickly to the ground;
Some special one, for reasons she can't say,



Whose voice makes her feel faint when he's around.
But now my crush on you has been returned,
And so the two of us stand on some brink:
It can't be love so young, and yet we've learned
Love does its will, no matter what we think.
Slowly, slowly now--we mustn't rush:

Let's enjoy this first sweet teenage crush.

I Do Not Know You Well, But What I Know



I do not know you well, but what I know
Enchants me, like a song sung far away.
I cannot hear the words, but what they say
Hangs softly on the hills where I must go.

I see you furtively and note your eyes,
Hazel and dreamy, your spirit half elsewhere;
I note the sheen of your dark, lustrous hair
And wish I knew your thoughts and shared your cries.

This love brings me sweet pain, but I want more,
Driven by a dream I can't control.
I want the truth of you, untamed and whole;
In frantic hope I haunt your open door.

Privacy Policy

iminloph.blogspot.com Privacy Statement
What follows is the Privacy Statement for all iminloph.blogspot.com websites (a.k.a. blogs) including all the websites run under the www.blogger.com domain.

Please read this statement regarding our blogs. If you have questions please ask us via our contact form.

Email Addresses
You may choose to add your email address to our contact list via the forms on our websites. We agree that we will never share you email with any third party and that we will remove your email at your request. We don’t currently send advertising via email, but in the future our email may contain advertisements and we may send dedicated email messages from our advertisers without revealing your email addresses to them. If you have any problem removing your email address please contact us via our contact form.

Ownership of Information
iminloph.blogspot.com
is the sole owner of any information collected on our websites.

Comments/Message Boards
Most iminloph.blogspot.com websites contain comment sections (a.k.a. message boards). We do not actively monitor these comments and the information on them is for entertainment purposes only. If we are alerted to something we deem inappropriate in any way, we may delete it at our discretion. We use email validation on most of our message boards in order to reduce “comment spam”. These email addresses will not be shared with any third party.

Cookies
Currently we assign cookies to our readers in order to save their preferences. This data is not shared with any third party. Accessing our websites is not dependent on accepting cookies and all major browsers allow you to disable cookies if you wish.

Third Party Cookies
Many of our advertisers use cookies in order to determine the number of times you have seen an advertisement. This is done to limit the number times you are shown the same advertisement. iminloph.blogspot.com does not have access to this data.

Traffic Reports
Our industry-standard traffic reporting records IP addresses, Internet service provider information, referrer strings, browser types and the date and time pages are loaded. We use this information in the aggregate only to provide traffic statistics to advertisers and to figure out which features and editorials are most popular.

Legal proceedings
We will make every effort to preserve user privacy but iminloph.blogspot.com may need to disclose information when required by law.

Business Transitions
If iminloph.blogspot.com is acquired by or merges with another firm, the assets of our websites, including personal information, will likely be transferred to the new firm.

Links
iminloph.blogspot.com
websites frequently link to other websites. We are not responsible for the content or business practices of these websites. When you leave our websites we encourage you to read the destination site’s privacy policy. This privacy statement applies solely to information collected by iminloph.blogspot.com

Notification of Changes
When iminloph.blogspot.com makes changes to this privacy policy we will post those changes here.

Contact Information
If you have any questions regarding our privacy policy, please contact us (suryoputri@gmail.com).

Bus.. I'm in Loph

Disiang bolong yang puanas banget sampe bikin keeringat yang segede biji jagung membuat semua makhluk penghuni kelas 2.3 menggerutu panjang lebar, karna bertepatan dengan jam kosong kelakuan aneh mereka mendadak kumat, ada yang makan camilan, ada yang pacaran, ada yang baca puisi, bahkan ada juga yang konser tunggal di atas meja, pokoknya kaya’ orang kesetanan gitu deh. Ditengah keramaian kelas yang makin panas dan gaduh, tiba-tiba anak-anak dikejutkan dengan kedatangan ketua OSIS yang juga salah satu penghuni kelas ini, namanya Nicky, anaknya lumayan cantik, rad telmi, gaya bahasanya suka campur aduk kaya nasi kebuli dan kadang-kadang ‘ni anak suka “disconnect” alias ga’ nyambung. Dulu anak-anak juga sempat ga’ percaya kalo Nicky bisa kepilih jadi ketua OSIS, masa’ manusia kaya’ macam begitu ko’ bisa kepilih? Tapi, masalah ketidak percayaan anak-anak pada Nicky bisa teratasi karena Nicky bisa bikin kelas 2.3 jadi te-o-pe b-g-t alias top banget! Nah, kedatangan Nicky kali ini mo ngasih surprise ke kelasnya.

“Allo teman-teman, akika ke sindang mo ngasih duta-duta (duit -red) loh... eh maap sodara-sodara maksud akika, akika mo ngasih pengumuman kalo minggu depan kita ke Bali, loh....! ada yang kurang jelas?“ teriak Nicky dengan gaya yang genit.

“Tunggu dulu Nick, kita bakal bayar berapa? Kalo dadakan kaya’ gini, kita bakal suse dong! Lagian, belum ada rapat dah disuruh pergi ke Bali kaya’ pergi ke Pekan Raya apa? “Protes Edo mewakili teman-teman satu kelas, disusul dengan gemuruh nya para penghuni kelas itu.

“Tenang, tenang sodara-sodara sebangsa dan se-Tanah Air yang tercinta. Kalian masih ingat, satu setengah bulan yang lalu kita semua atau satu kelas ini ikut lomba “ The Best Student “,kan? Nah, dari hasil perlombaan itu kita keluar sebagai pemenangnya. Pokoknya di Bali semua serba gratis buat kita ‘n yang ga kalh serunya nih, kita juga bakal nginep di Hotel Bintang Kejora. Eh, maksudnya Hotel berbintang lima iitu loh... Hotel apa ya? Oh ,ya Hotel Nusa Dua Bali! Pokoknya yang pasti kita bakaln Have Fun dech. “

tanpa dikomando anak-anak dengan gerakan refleknya bersorak sorai bahkan ad yang teriak-teriak kaya’ orang kesurupan, dan yang paling menonjol diantara orang-orang gila disitu, ada satu ekor manusia yang ga jejingkrakan, dan setelah diteliti benar-benar ternyata makhluk itu adalah Memet. Melihat keadaan yang mengenaskan itu, Nicky menenangkan anak-anak.

“ Tenang, tenang wahai kawanku. Kalian ko’ ga ngerasa sih kalo Memet lagi sedih. “ ucap Nicky memberitahu, “ Met, you kenapa lagi sih dari tadi cuman diem mulu, what hapeen bro? What happen? Jangan-jangan gigi lu ompng kaya’ sapi lagi? Atawa lu takut ninggali si Nini ayam betinamu? “ tanya Nicky sekenanya.

“ Gigi gue sehat wal afiat ko’. Gue Cuma sedikit nervaus waktu lo ngimumin berita yang menurut gue sengsara. Emangnya ntar yang ke Bali Cuma kita doang?? “ tanya Memet dengan raut wajah yang sedih.

“ Maksud situ gimana sih? Yang ikutan lomba kan Cuma kita ama Guru. Masa kelas lain ikutan juga? Nggak lucu lagi !!! Trus berita itu ko’ bikin lu jadi sengsara? Bukanya berita ini amt membahagiakan kita-kita, ‘tul ga pren? “

“ Betuuuuul “ jaewab anak-anak serempak ( kecuali Memet )

“ Begini, Nick, kalo aku dan kalian semua ke Bali, yang ngurus Mak gue sapa? Gue kan anak semata wayangnya.” Ucap Memet menjelaskan.

Anak-anak yang tadinya serius ngedengerin Memet tiba-tiba langsungpingsan setelah mendengarkan penjelasannya.

“ Ya ampun, Met.....Makmu kan udah gede ‘n bisa ngurus dirinya sendiri. Mentang-mentang anak semata wayang!!! Elo tau, Akika tadi sempet kaget juga , jangan-jangan lo ga setuju. Kapan-kapan kalo nyari sensasi yang lucu dong!!!! Bikin sport jantung aja!! “

“ Eh, Nicky. Gue lupa tanya ke elo. Kita ke Bali bawa duta-duta ga. Alias bawa pesangon gitu ! “ tanya Esty yang sedari tadi masih bingung.

“ Hmm, begindang sodar-sodara. Berhubang diBali , entar kita disana bakalan serba gratis alias “ free “ alias disono kita nggak bakalan bayar sesuatu dan yang terakhir, disana gizi kita akan diperbaiki alias makanannya enak-eank. So, kalian ga perlu repot-repot bawa pesangon. “ ucap Nicky menerangkan dengan jelas.

“ Kalo gitu, apa gratisan itu semua termasuk asuransi? “ tanya Ririn menambahi.

“ Iya dong! Kan biro perjalanannya aja dah nyiapin VIP. Dan lo juga tau kalo VIP itu asuransinya kan lumayan wow !! “

dengan sedikit keterlambatan untuk erkejut, akhgirnya mereka berteriak sejadi-jadinya ( waduh, pokoknya heboh dech!).

“ Nha, sealin Memet, Esty dan Ririn sipa lagi yang mo komplai ama akika? Kalo nggak ada berarti pengumuman selesai dan ingat ya, seminggu lagi kita bakalan ke Bali. Ingat B-A-L-I, BALI !!! Sekian terima kasih . “ Tutup Nicky mengakhiri pengumuman.

* * * * *

Lima hari kemudian.....

“ Nickyyyyyy.......... ada berita heboh !!! Katanya kelas2.1, 2.2, 2.4 sama anak 2.5 bakalan demo! “ Ucap Deasy kepada Nicky.

“ Demo apaan, Deas? Demo turunin harga BBM? “ ucap Nicky balik bertanya.

“ Bukan itu. Maksud gue , mereka bakaln ngedemo kelasmu ! Mereka ga terima kalo kelasmu aja yang ke Bali ! “

“ Nick, elo kan ketua OSIS. Cegah mereka dong! “ omel Deasy seolah-olah menyalahkan Nicky.

“ Hey....., elo nggak lihat apa? Akika jalan cepat kaya gini buat mencegah mereka dodol !! “ ucap Nicky sambil berhenti mendadak.

Sesampai mereka di kelas 2.3, diteras kelas sudah berjubel-jubel orang-orang primitf (loh....? )dengan wajah kanibal mereka yang ngujubile beringas. (Hiperbol banget....). Kemudian Nicky berjuang untuk berjubel-jubel melewati mereka demi mengamankan kelasnya.

“ Tenang....tenang teman-teman. Akika nggak butuh orang-orang sebanyak ini, akika Cuma butuh one person doang sebagai wakil dari kalian ! “ ucap Nicky menenangkan para pendemo dengan diplomatis.

Tak lam kemudian wakil dari para pendemo itu berjalan menuju Nicky, Wakil itu bernama Samuel, cowok tajir ‘n jago basketsesekolah dari kelas2.1.

“ Nick, gue n teman-teman nggak terima kalo kelas kalian doang yang pergi ke Bali, emangnya kita-kita nggak pengen, apa? Tul ga temen-temen” ucap samuel berimprovisasi.

“ Betul........” ucap para pendemo dengan kompak.

“Eit, tunggu dulu, kalian masih ingat kan. Satu setengah bulan yang lalu wakil dari kelas kalian dipanggil sama Kepala Sekolah dan kalian dimintai pendapat bahwa siapa diantara kalian yang mau ikutan Quis di Jakart. Eh, kalian malah nunjuk akika , dan sekarang akika mo tanya ke elo-elo semua. Sekarang siapa yang salah, akika ato kalian? “ tanya Nicky denagn tegas kepada mereka.

“ Hmmmm..... , kalo di inget-inget, sih emang kita yang salah. Tapi gimana nih friend, kita lanjuti demonya, nggak ? “ tanya Samuel bimbang.

“ Gini aja, daripada kalian malu karena salah demo ‘n nambah masalah, mending kalian bubar aja ! Lebih cepat lebih baik loh....” ucap Nicky.

Akhirnya, pasukan pendemo bubar disertai tepukan mariah carey dari kubu Nicky.

“ Horeee....... , Nicky elo hebat banget deh ! Ngebubarin pendemo dengan sekali gertakan. ‘ ucap Bnz memuji.

“ Ah, biasa saja koq. Makanya kalian musti bangga dong punya temen kaya’ akika, walaupun sedikit oon tapi ‘good idea ‘! “ ucap Nicky kepada teman-temannya.

“ Wah,kalo dah sombong kaya’ gini bakal lupa daratan, deh! Yok, kita bubar. ‘ ucap Edo memberi komando kepada teman-temannya .

“ Loh , kok pada bubaran juga sih / Akika salah apa?? “ ucap Nicky dibarengi dengan perginya anak-anak. “ Oi, plis dueh , jangan tinggalin akika dong! “

* * * * * *

Sehari sebelum mereka berangkat, anak-anak mengakami puncak metamorfosis alias mengalami perubahan 180’

“ Loh, Met. Tumben lo gini hari bloonmu ilang. Lo buang kemanatu bloon? “ tanya Deasy yang pertama kali melihat perubahan dalam diri Memet. Diapun langsung jatuh cinta.

“ Balon? Perasaan gue kalo sekolah nggak pernah bawa balon deh! Emangnya kenapa, Deas? Tanya-tanya soal balon lo ga salah makan , kan ? “

Nah, ni anak bloonnya emang dah ilang, but BOLOT-nya masiiiih aja nempel !! kok bisa ya?

“ Met, sini deh ! Gue mo ngebisikin sesuatu ke elo! “ ucap Deasy kepada Memet.

“ Bisika apa lagi? Bisikan maut ? “ tanya Memet sedari mendekati Deasy.

Dengan sigap tangan Deasy sudah menggenggam megaphone. Kemudian megaphone itu didekatkan ke telinga Memet.

“ Met, gue tadi tanya ‘ bloonmu dibuang kemana?’ bukannya tanya ‘balonmu dimana?’ dasar bayi tabung!!! “

“ Oh, itu. Perasaan biasa aja tuh . coba dari tadi elo ngomong secara detail ‘n jelas kayak tadi !! Eh,lupa. The day before alias yesterday, gue kan ke salon, nah rambut gue kalo direbonding kayak gini elo naksir an? Kalo elo naksir , berarti besok gue nggak perlu ngecengi Bule.”

“ Idih, sory aja ya! Gue mah suka ama cowok nyang natural and fresh! Ga kaya’ kamu itu.”

“ Yeee, emang daun yang fresh !”

“ Nggak juga tuh, biasa elo kan cemburu ama gue. !”

“ Ceile.... , bukannya situ yang naksir gue ? balas Memet yang pertanyaannya asli ngena ke Deasy.

Sementara Memet dan Deasy lagi adu mulut, tiba-tiba ada makhluk aneh kaya makhluk planet Pluto yang nyasar ke kelas 2.3 . Makhluk itu memiliki ciri-ciri berambut biru, memakai softlens warna silver, dan di giginya banyak kawat yang nyangkut. Sumpah deh, tu anak emang nggak pinter nge-mix-n match’ tu wajah.

“ Bujubuneng, anak siapa ni yang ilang!! Jangan-jangan makhluk planet ini nyasar! Aduh, maaf mbak. Kami sudah tidak menerima tamu yang dirasa tidak ada hubunganya dengan kelas kami. Dan kami cukup butuh satu orang aneh saj di kelas ini, jadi mbak balik aja ke Planet Pluto. “ ucap Felix mengusir makhluk tk dikenal itu.

“ Heh, makhluk planet pale lu peyang! Enak banget lo ngomong gitu. Emang lo ngga kenal gue apa ? “ tanya makhluk aneh tersebut kepada Felix, dan Felix menjawab dengan gelengan kepala. “ Ih, Felix kebangetan deh, masa’ sama pacar sendiri lupa sih. Whua....pokoknya Mona ngancem minta putus!” ancam makhluk aneh itu.

“ Jadi... , elo Mona? Kok jadi gini sih bodymu, Mon ? Lo habis dirampok ,apa salah makan obat??? “ tanya Felix dengan raut wajah cemas.

“ gue baru dikatain orang gila! Kok, bisa sih jadian ama orang seiko kaya kamu? “

“ Yah, Mona. Maapin abang dong, Felix bener-bener gatau kalo tadi itu kamu.”

“ Tuh kan sama pacar sendiri aja ga kenal, orang lain aja kenal !”\

“ Yah ampun Mon, Sumpah deh Felix bener-bener ga tau lho Mon !”

“ Man, Mon, Man, Mon !! eamng pokemon,apa? Minta maaf aja pake dimanis-manisin. Yah, udah , sekarang elo gue maafin ! Janji lho ! “

“ Oke deh, gue janji nggak bakalan nyakitin elo lagi.” Jawab Felix sambil duduk disebelah Mona. “ Mon, gue kok masih takjub ya, sama penampilanmu hari ini. Apalagi kalo lihat wajahmu aku jadi merinding. “

“ Idiiih, Felix kok gitu sih !! “

“ Bukannya gitu tapi kalo boleh jujur nih, elo nggak pantes pake softlens warna silver and rambutmu yang kena airbush ini. “ ucap Felix sambil nunjuk rambut pacarnya itu.

“ Yeee..... , ini kan bukan rambut gue tapi ini wig.” Ucap Mona sambil melepaskan wignya.

“ Nah, kalo rambut asli elo dijamin cantik deh, apalagi kalo softlensmu dicopot and diganti kacamata, nggak bakalan mati gaya deh, swear !”

“ Udah gue kira. Ternyata elo bakalan ngomong gitu ke gue. Tenang aja gue nggak kaget kok. Soalnya gue bawa kacamata buat persiapan, loh....” ucap Mona sembari mengoprek tote bagnya yang 85% isinya kacamata pelindung, kacamata fantasi and kacamata minus, sisanya ya..... , tau sendiri kan bawaannya anak cewek apa aja.

“ Loh...loh....loh... Mon, kok bawa banyak banget ? Lo mo obralan disini,ya ? “

“ Nggak gue mo leleng semua ! “ ucap Mona dengan nada ketus bercampur sebal. “ Ya enggak lah, gue nggak bakal ngobralin barang-barang gue disini ! Nah, pilihin dong mana yang cocok buat gue pake.”

“ Emm... , kayaknya yang ini deh.” Ucap Felix sambil memilih-milih beberapa kacamata, kemudian kacamata tersebut diberikan ke Mona. Kacamata minus itu bisa dibilang ‘good’ buat siapa saja yang pake.

“ Ya ampun, Felix tau aja kalo Mona suka ini, thank’s lot ya.” Ucap Mona sambil menerima kacamata itu dengan manis.

Tiba-tiba Nicky dan Sheila datang kekelas dengan membawa pengumuman. Dan keduanya disambut meriah bak selebritis Sundawood ( Hollywood Bandung gitu loh ! )

“ Hai, Sheila. Aku cinta padamu! “ goda Bonz sambil melambaikan tangannya. Kemudian suasana dikelas jadi riuh.

“ Hai sodare-sodare se-RT ‘n se-RW ( nah nggak nyambung lagi !), aye bawa berita bagus nih buat kalian. Besok kalian semua diharap datang ke Bandara sebelum jam (.30 WIB, oke! Inget ya jam9.30 Wib di Bandara ! “ ucap Nicky yang memberitahu.

“ Loh jadi kita ini besok bakal naik pesawat tho? “ tanya Ale dengan gayanya yang medok banget.

“ Ya iyalah .......” jawab anak-anak serempak.

“ Oh, ya besok loe-loe pada di Bali Cuma 3 hari. So, siapin badan kalian ya !” ucap Sheila menambahi.

* * * * * *

Keesokan harinya tepat hari Senin, Bandara Soekarno Hatta agak heboh dengan anak-anak yang bawaanya suka rame itu. Tepat jam 9.30 WIB mereka menuju ke tempat chek-in pesawat Garuda. Setelah itu jam 10.40 WIB pesawat langsung lepas landas menuju Bali. Dan sejam kemudian pesawat pun mendarat di Bandara Ngurah Rai Bali.

Begitu sampai di Bandara, anak-anak sudah ditunngu sama bis yang bakal ngangkut mereka buat liburan di Bali. Waktu anak-anak di bis, beberapa anak pada ribut rebutan tempat duduk.

Nick, gue duduk ama elo ya... Please! Liat tuh anak-anak pada ribut, trus gue ga dapet tempat duduk deh ! “ ucap Aden yang diem-diem naksir berat ama Nicky.

“ Oh, Boleh banget. But ente jangan ‘jackpot’ ya.” Jawab Nicky dengan senang hati karna bakl dudk bareng Aden, cowok idolanya Nicky.

“ ‘Jackpot’? perasaan gue ga pernah main ‘Jackpot ‘ deh.”

“ Ye... , maksud akika bukan jackpot maiana, tapi jackpot itu muntah gitu loh ! “

“ Loh, emangnya gue punya tampang doyan muntahy? “tanya Aden sambil sedikit nge-joke.

Dalam perjalanan anak-anak masih aja ribut. Dari yang ngeributin snack sampai ngeributin soal surprises yang bakl mereka dapet. Sesampai di Hotel Nusa Dua Bali mereka disambut dengan kalung bunga dan tari pendet.

“ Den, kita kaya’ orang terkenal ya. Mana dikasih kembang tujuh rupa beginian. “ ucap Nicky sambil ketawa.

Di belakang Hotel yang menghadap Pantai, udah disiapin makan siang yang dari baunya dah oks bang’s buat anak-anak. Anak-anak yang sedari tadi udah ngempet makan langsung aja nyerbu meja makan.

Setelah selesai makan siang, Nicky sang Ketua OSIS memberi pengumuman soal pembagian kamar.

“ Sodare-sodare, akika mo ngasih tau ke kalian bahwa berhubung kita-kita berjumlah 30 orang siswa. So, setiap kamr musti diisi 3 makhluk. Dan buat cowok-cowok dilarang memasuki kamar cewek yang bukan mukhrimnya. Do you agree?”

“ We disagree !! “ ucap cowok-cowok serempak.

“ Bodo amat ! Pokoknya demi keamanan ! Oh ya. Habis ini kalian masuk ke kamar trus istirahat nanti sore kira-kira jam 17.00 WITA kita cabut ke Garuda Wisnu Kencana. Oke ! “ ucap Nicky dengan semangat ’45.

* * * * * *

Nicky yang kebagian kamar bareng Mona, temen gokilnya ‘n Deasy temen curhatnya jadi seneng bisa ngumpul satu kamar bareng sohib-sohibnya itu.

“ Nick, gue jadi ngiri nih ama elo.” Ucap Deasy sambil menata barang-barangnya.

“ Loh, kok ngiri ama gue seh !”

“ Ih, ni anak begonya ga pernah nambah ya ! Emangnya kita b’dua ga liat apa, kaloelo itu duduk bareng ama Aden sambil cengangas-cengingis kaya kuda nyengir.” Jawab Mona sambil ngebersihin tu muka tembok.

“ Ooo..... , itu ! Gue aja masih takjub soal dudk bareng ama die ! Eh, sewjak kapan elo jadi merhatiin akika ? kok akika ga sadar ? “

“ Ye... elo dari dulu emang ga pernah sadr atuh .” jawab Mona dan Deasy serempak.

“ Eh iye Deas, gimana rencana elo ama Memet? Kaya’nya Memet tadikan nempel ama elo terus. “ tanya Mona mengintrogasi Deasy.

“ Rencana ke jenjang yang lebih serius sih belum ada......” belum selesai Deasy bicara sudah disahut dulu ama Nicky.

“ Mbak...mbak... , maksudnya bukan diajak kawin gitu loh ! kaya pers conference aja deh ! maksud Mona ‘ntu kapan kalian b’dua pacaran?”

“ Oh...Loh, gue ama si rambut ijuk itu?”

“ Ya iya lah ! emangnya elo mau ama Pak Ridwan si bibir lumba-lumba? Katanya suka ko’ malah kaget, plies deh !” ucap Mona panjang lebar.

“ Kalo gue ama Memet .... Ya gitu deh ! “

* * * * * *

Sore hari telah tiba, dan mereka udah ada di GWK (Garuda Wisnu Kencana ) buat nsunset . Felix yang punya jiwa romantis langsung manfaatin ‘ angle ‘ini buat pacaran ama Mona ( Eh, kalo sunset berarti maghrib, nah maghrib ini kan ga boleh pacaran ! ). Sementara itu Aden lagi asik ngobrol ama Nicky sambil ngeliat-liat GWK. Habis itu mereka berduaan ( Aden & Nicky ) foto bareng didepan patung GWK karya Nyoman Nuarta.

Acara di GWK udah selesai, kemudian mereka cabut ke Resto bergaya Mediteran gitu. Anak-anak yang ga tau nama makanan itu langsung aja makan tanpa tendeng aling-aling.

“ Nick besok acaranya kemana lagi ? “ tanya Aden

“ Tenang aja habis ini akika mo kasih pengumuman di depan.” Jawab Nicky sambil berjalan menuju sekumpulan panitia yang menata acara anak-anak. Di situ Nicky kelihatan serius banget. Jauh dari kehidupan liarnya ( loh... ? ). Sesaat kemudian Nicky berjaln kedepan dan meraih mic yang lagi ngganggur.

“ Yang merasa pren akika harap tenang ! Akika mo kasih pengumuman nih ! Besok kite-kite pada bangun oagi, soalnya jam ) 08.00 WITA kita bakal berangkat ke Nusa Penida buat snorkling, dll trus kita ke Batu Bulan. Oh ya habis ini ada kejutan buat ente-ente se3kalian .” ucap Nicky disertai para panitia menyebar dan membagi bungkusan yang berisi celana bermotif bunga putih. “ Nah, celana ini besok musti di pake. Kagak boleh kagak, pokoknya pake aja. Inget besok bangun pagi-pagi ye ! “ ucap Nicky mengakhiri.

Akhirnya makan malam pun telah usai, anak-anak udah stand by di dalam bis dengan keadaan perut kekenyangan. Ditengah perjalanan Aden yang dari masuk bis sudah gelisah akhirnya di tanyain oleh Nicky.

“ Den, lo e kenapa seh? Sakit perut? Ato ngempet jackpot (muntah –red0 ? “ tanya Nicky cemas

“ Ah, ga’ pa-pa kok. Nyantai aja lagi.”

“ Oh ,akika pikir situ sakit.”

“ Emm, Nick,elo tau lagunya Christian Baustita gak ? “ tanya Aden yang tumben basa-basi banget

“ o..., akika suka banget ama dia. Apalagi lagunya yang ‘ The Way You Look At Me’. Tu lagu bisa bawa perasaan jadi rileks and romantis banget.”

“ Tu lagu juga nggambarin perasaan gue saat ini sam elo. Elo mau kan jadi pacar gue ? “ tanya Aden berharap banget sama Nicky.

“ Eh, Aden nelo ga be’canda kan. Kok mendadak sih, bikin dag dig dug aje. “

“ Gue lagi serius neh... jawab dong Nick.”

“ Gimana ya ? Gue jawab besok pagi aja, ya. Di bis ini, soalnya sekarang dah mo nyampe di parkiran . Ok !”

“ Terserah elo aja deh.” Jawab Aden Berpasrah diri.

Akhirnya tepat jam 23.30 WITA mereka tiba di Hotel. Nicky yang sejak turun bis wajahnya masih memerah membuat Mona dan Deasy nggak tahan lagi ngemp[et tanya ke Nicky.

“ Woi, elo kenapa sih sedari tadi senyum-senyum? Lo ga sakit kan ? “ tanya Deasy sambil memegang bahu kanan Nicky.

“ Iya nih, lo bener ga sakit,kan ? ko wajah lo merah gitu Elo kepanasan apa kebelet pipis ? “tanya Mona menambahi.

“ Mona... Deasy.....”ucap Nicky singkat

“ Iya, Nicky.....” jawab Mona & Deasy kaya’ mama-mama

“ Serius neh !! Gue baru aja ditembak Aden. Bus I’m in Loph gitu loh !”

“ Hah !!!! Bujubuset !! Tu anak milih elo ?” ucap Mona sambil heboh-hebohan.

“ Trus,trus ,elo jawab apa? Elo terima kan / terima aja daripada ntar kena ama Jennifer kelas 2.4 !~ “ ucap Deasy mengebu-gebu.

“ Ssstttttt ! berisik ama seh ! yang ditembak kan gue ! trus gue tadi ngomong bakal ngejawab besok pagi waktu perjalanan ke Nusa Penida.”

“ Oo.... , gitu tho ! bagus sekali, dirimu sungguh bijaksana. “ ucap kedua temannya serempak.

* * * * * * *

Besoknya, pagi-pagi banget jam 9 pagi udah ada di bis dalam perjalanan ke Nusa Penida. Anak-anak 2.3 semuanya mirip kaya’ anak TK mau tamasya gitu deh.

Sementara itu Nicky dan Aden biasanya paling rame sekarang lagi diem.

“ Den, gue mo jawab yang kemaren nih !” ucap Nicky memulai

Aden yang sedari tadi diem, akhirnya bersemangat lagi.

“Allhamdulillah elo kemaren pasti sholat Istiqharoh ?” tebak Aden sekenanya

“ Ya iya lah... , gue mau jadi pacar elo.” Ucap Nicky singkat tapi bermakna

Tiba-tiba Aden langsung sujud syukur di dalam bis setelah mendengar kata-kata Nicky.

Aden, elo kenapa sih pake sujud syukur gitu? Jangan- jangan elo ketularan Nicky yang ga jelas itu, ya ?” tanya Ale yang duduknya seberangan dengan Aden sambil berkomentar.

“ Gue fine-fine aja ko’.” Jawab Aden kepada Ale “ Oh, Ya Nick. Elo tau, tadi malem sumpah gue gak bisa tidur gara-gara elo ngomongh kaya gitu. Sampe gue pasrah banget.”

“ He...he ko’ gue enggak ya ? “ ucap Nicky sambil ketawa

Ke Nusa Penida kali ini benar-benar menyenangkan bagi semuanya. Terutama bagi Nicky dan Aden. Dan besok bakal lebih menyenangkan.

- TAMAT -